-Baca judulnya, jangan harap gw bakal nulis pakai bahasa Minang, karena gw ini kan Padang palsu :D -
Setelah hampir 12 tahun lamanya akhirnya gw menginjakkan kaki lagi di kampung tercinta kota Padang, tepatnya di Payakumbuh dan Lubuk Basung. Kota asli dari mana kedua orang tua gw berasal. Kepulangan ini memang sudah direncakan cukup lama, gw yang saat itu memang sedang ingin jalan-jalan memutuskan untuk ikut Mama yang kebetulan ada acara di Padang Panjang. Sebenarnya tidak banyak yang bisa diceritakan dari perjalanan ini, karena memang pergi bersama orang tua jadi tidak terlalu banyak meng-explore tempat baru. Lebih ke silaturahmi dengan saudara.
Setelah hampir 12 tahun lamanya akhirnya gw menginjakkan kaki lagi di kampung tercinta kota Padang, tepatnya di Payakumbuh dan Lubuk Basung. Kota asli dari mana kedua orang tua gw berasal. Kepulangan ini memang sudah direncakan cukup lama, gw yang saat itu memang sedang ingin jalan-jalan memutuskan untuk ikut Mama yang kebetulan ada acara di Padang Panjang. Sebenarnya tidak banyak yang bisa diceritakan dari perjalanan ini, karena memang pergi bersama orang tua jadi tidak terlalu banyak meng-explore tempat baru. Lebih ke silaturahmi dengan saudara.
Hari pertama kami tiba di Bandara Minangkabau, lalu kami dijemput oleh teman mama yang berdomisili di Padang. Beliau mengantarkan gw dan papa ke sebuah hotel di kota Padang yang berlokasi di dekat Pantai Padang. Pantai ini langsung terhubung ke laut lepas atau samudera sepertinya, jadi tidak bisa digunakan oleh wisatawan untuk bermain-main air apalagi berenang. Gw dan papa pergi mencari makan siang dan berjalan kaki di sepanjang pantai, saat itu terasa anginnya sangat kencang, kacamata sampai basah karena percikan air laut yang terhempas oleh angin. Pantai Padang ini juga disebut Taplau atau Tapi Lauik yang artinya adalah Tepi Laut, banyak pilihan restoran seafood dan penjual seafood segar di sepanjang taplau. Sementara itu mama pergi dengan temannya dan menginap di rumahnya. Sayang, gw gak motret Taplau ini karena anginnya kencang banget jadi malas mengeluarkan kamera dan takut basa terkena percikan air laut.
Lalu kami hanya berjalan-jalan ke pasaraya dan kembali ke Hotel. Esok paginya, gw memutuskan untuk mengunjungi Museum Adityawarman di Kota Padang. Saat itu kondisi museum cukup ramai dikunjungi oleh anak sekolah, turis lokal dan juga turis asing.
Museum Adityawarman |