Tulisan ini hanya bermaksud untuk sekedar berbagi cerita tanpa ada
maksud menilai untuk menjatuhkan pihak manapun, serta hanya sebagai catatan
kecil tentang sedikit perjalanan karir saya.
Enjoy!
Dimulai pada awal Tahun 2012,
secara sembarangan saya melampirkan berkas-berkas CV dan Surat Lamaran di
sebuah Bursa Kerja di kawasan Blok M. Salah satu tempat beruntung yang
mendapatkan berkas tersebut adalah PT. Pasaraya Tosersajaya. Pada saat itu juga
secara langsung disampaikan oleh mba-mba penjaga stand untuk langsung datang ke
interview pada esok hari yang berlokasi
di Pasaraya Grande Blok M. Dengan bodohnya sempat terbersit pikiran kalau Dept.
Store tersebut masih ramai pengunjung.
Konon tempat ini pernah mengalami
masa yang sangat jaya, yaitu sebelum meningginya tingkat persaingan dan
perkembangan dari Dept. Store lain, mall-mall baru yang menggerogoti Jakarta
dengan berbagai konsep yang fresh dan chick, juga jauh sebelum Yth. AL-Latief (owner & founder) mencoba
mengembangkan sayapnya di dunia broadcasting. Mendirikian sebuah stasuin televisi
bernama La-Tivi yang sekarang sudah menjadi TV One. Gosipnya bisnis TV ini yang
menyerangnya balik perusahaannya di bidang retail.
Setahun pas saya menjadi buruh kasar di tempat ini. Melalui proses wawancara yang cukup cepat dan mudah menurut saya. Sangat disayangkan saya dapat penempatan yang jauh sekali yaitu di cabangnya Pasaraya Grande (Grade: A) yaitu Pasaraya Manggarai (Grade: B). Dengan alasan cabang membutuhkan tenaga kerja baru lebih banyak, akhirnya saya menerima tawaran mereka walaupun jelas sekali terliha t jarak akan menjadi kendala ke depannya.
Setahun pas saya menjadi buruh kasar di tempat ini. Melalui proses wawancara yang cukup cepat dan mudah menurut saya. Sangat disayangkan saya dapat penempatan yang jauh sekali yaitu di cabangnya Pasaraya Grande (Grade: A) yaitu Pasaraya Manggarai (Grade: B). Dengan alasan cabang membutuhkan tenaga kerja baru lebih banyak, akhirnya saya menerima tawaran mereka walaupun jelas sekali terliha t jarak akan menjadi kendala ke depannya.
Dengan penawaran gaji yang
pas-pasan, saya mencoba untuk terjun ke dunia retail, dimana saya sama sekali buta akan dunia ini. Namun karena program
yang saya ambil adalah Management Trainee (MT) yang seHARUSnya kita akan melalui
proses training/pembelajaran selama
kurang lebih setahun dan akan difokuskan serta dilatih untuk menjadi seorang
manager. Memang dari awal proses wawancara sudah dijelaskan bahwa program MT di
sini berbeda dengan di tempat lain, namun tidak dijelaskan secara spesifik
dimana letak perbedaannya, kami hanya diberikan gambaran secara kasar.
Hari pertama bekerja saya bersama dua orang teman perempuan dan satu orang laki-laki asal Medan melakukan perkenalan diri dihadapan seluruh karyawan di Pasaraya Grande. Setelahnya kami memasuki sebuah ruangan meeting kecil, yang ternyata adalah dealing room untuk bagian HRD. Di tempat itu kami diberikan gambaran kasar mengenai sejarah dan proses berdirinya Dept. Store ini. Dimulai dari berusaha untuk berjaya, mengalami masa kejayaan sampai mengalami penurunan drastis dan terus berusaha merangkak bertahan hingga saat ini. Menghadapi derasnya arus persaingan ketat dari Retail lain, selusin mall baru yang tumbuh pesat di daerah ibu kota dengan konsepnya masing-masing.
Selanjutnya kami bertiga langsung
berangkat menuju Manggarai menggunakan kendaraan umum, teman perempuan yang
satu lagi beruntung mendapatkan penempatan di Grande. Pas sekali adzan dzuhur
kami tiba di TKP, dan langsung menuju lantai tujuh, setelah sebelumnya sempat
nyasar karena petunjuk lift yang tidak jelas, serta tidak menemukan bagian
informasi karena kami memang masuk dari pintu samping. Akhirnya berkat hasil bertanya dari seorang
kasir di lantai 5 kami berhasil mencapai lt. 7, pada saat itu kebetulan kami
juga tidak menemukan adanya sosok Security yang seharusnya berseliweran menjaga
Mall.
Lalu kami menemui HRD Staff,
berkenalan-bersalaman, diberikan kupon makan dan kami langsung menuju kantin
karyawan. Jam Satu kami kembali ke HRD dan diajak jalan-jalan ke setiap lantai
Pasaraya Manggarai, berkenalan dengan seluruh Operasional Staff. Saya ditempati
di Lantai Satu, bagian Ladies Fashion
& Apparel. Sahabat satunya ditempatkan di Lantai Dasar memegang bagian Ladies Bag & Apparel dan yang
laki-laki satunya ditempatkan di lantai 3 bagian Man Fashion.
Di ruangan kerja saya melihat ada
satu wanita cantik dengan kisaran umur 26-28 tahun yang ternyata adalah
Supervisor (SPV) saya. Lantai 1 itu kebetulan tidak memiliki manager, hanya ada
Assistant Floor Manager (AFM) yang
dari raut wajahnya saya menilai bahwa dia lebih tegas dibandingkan SPV yang
tadi. Walaupun si AFM baru menjabat selama tiga bulan dan si SPV sudah lebih
lama bekerja di tempat itu sekitar 2-3 tahun. Ternyata tidak hanya di lantai 1,
tetapi lantai lainnya juga banyak posisi yang masih kosong.
Beda dengan dua teman yang
lainnya, pada hari pertama saya sudah langsung sibuk, kebanjiran stock barang
yang baru datang dari China dan Bangkok. Tanpa sebelumnya saya mendapatkan
penjelasan yang detail, saya hanya diperintah untuk mendisplay barang tersebut
bersama Sales Assistant (SA). Dengan
pengetahuan seadanya saya mendisplay barang tersebut serta menetukan layout nya
sendiri. Saya bertanya-tanya memangnya tidak ada bagian layout design-kah di sini? Menyerahkan sepenuhnya kepada karyawan
baru yang masih sangat hijau untuk mengatur?? Mungkin segitu hebatkah Saya
diberikan kepercayaan sebesar ini? Hanya Tuhan dan pimpinan cabang ini yang
tahu jawabannya.
Ya itulah kesan di hari pertama
bekerja yang tidak akan pernah saya mau melupakan. Keesokannya kami mendapatkan
sedikit pelatihan tentang sejarah Pasaraya (lagi) dan sedikit ilmu leadership. Kami sebagai MT di
bertanggung jawab untuk memimpin dari SA Own Merchandise Division (OMD). OMD
adalah barang-barang yang sudah menjadi hak milik Pasaraya, yang akan di branding dengan brand lokal Pasaraya. SA OMD ini rata-rata adalah remaja yang baru
lulus SMA yang sedang sangat labil dan rata-rata mereka adalah fresh graduate. Jadi mungkin bisa
sedikit dibayangkan sulitnya mengatur anak-anak ini.
Mungkin konsepnya sedikit mirip
dengan Matahari dept. store menggunakan brand lokal yang saat ini sudah sangat
terkenal seperti Nevada. Perbedaannya adalah jika Matahari menggunakan tenant-tenant lokal, pasaraya menggunakan
produk import dari Negara-negara tetangga. Sangat berbanding terbalik dengan tagline Pasaraya Grande: “The Pride of Indonesia”. Memang sih yang
masih menjadi andalannya adalah produk asli Indonesia seperti berbagai macam
kerajinan batik dan traditional furniture
Indonesia untuk pajangan rumah dari
berbagai macam provinsi di Indonesia yang harganya dijual berjuta-juta rupiah.
Seiring berjalannya waktu Saya
mulai memahami konsep retail ala Pasaraya. Saya tidak mendapatkan banyak
pelatihan dan langsung On Job Training
(OJT), mengeluarkan segala kreativitas dan kemampuan yang ada. Selama di sana
saya lebih banyak menghadiri meeting
daripada training. Membosankan sekali
meeting yang memakan waktu
berjam-jam, membicarakan konsep-konsep, evaluasi omzet, income dan stock barang
di setiap divisi. Pesertanya mulai dari Floor
Manager (FM) sampai MT wajib mengahdiri meeting
rutin tersebut, dipimpin oleh Kepala Cabang dan terkadang digantikan oleh Deputy.
Banyak kisah yang tidak mungkin
saya ceritakan secara detail di sini dan itu juga merupakan rahasia perusahaan,
sebagai karyawan teladan saya tidak akan membeberkannya *angelsmile*. Yang
membuat betah adalah suasana kekeluargaan yang tidak saya dapatkan di tempat
lain, bisa dibilang itu adalah zona nyaman saya selama bekerja. Saya mengabdi,
bekerja keras walaupun upahnya sangat minim, namun tetap saya bertahan karena
saya percaya ini adalah ilmu dan akan bermanfaat nantinya bagi saya pribadi.
Sedikit gambaran tentang jam
kerja di sini, terbagai dalam dua shift.
Shift I jam 8.30 s.d 16.30 WIB dan shift II pukul 14.00-22.00 WIB. Saya
selalu terlambat jika kebagian Shift I,
padahal sudah berangkat dari jam 06.00 menggunakan Kopaja P-20 (saat itu belum
tersedia yang AC via jalur Transj). Sedih sekali selalu telat setiap hari,
kecuali jiga lagi kebagian Shift I pada saat akhir pekan, karena seperti yang
kita ketahui kondisi jalanan akan menjadi sangat lengang, sangat berbeda pada
hari biasa.
Saya menyebut jalan yang biasa
saya lalui yaitu sepanjang Wr. Buncit hingga mampang menorobos kuningan sebagai
“Jalur Setan”, macet total dan bermeter-meter macetnya, entah kenapa setiap
pagi harus seperti itu. Ditambah berdiri berdesakan dalam bus kota, sampai
kantor tepar. Jika masuk shift II kendalanya adalah di jam pulang, karena sudah
malam dan ibu kota menjadi lebih rawan, terutama Mama saya yang khawatir
maksimal. Saya pribadi tidak masalah karena saya termasuk kategori cewe maco,
hehe, gak takut sama orang tetapi sama Setan. Haha.
Begitulah sedikit kondisi saya
selama setahun kemarin, perjuangan yang tidak seberapa dan memang dianggap
tidak seberapa oleh perusahaan, dan hal itu dibuktikan di awal tahun 2013.
Sebelumnya memang sudah banyak terdengar issue
mengenai pengurangan karyawan, dan ternyata saya adalah salah satunya.
Kontrak satu tahun sudah hampir habis, beberapa teman saya banyak yang diputus
sepihak begitu saja, beberapa juga ada yang lebih memlih resign. Mereka lebih memilih untuk memberdayakan fresh graduate yang bisa dibayar lebih murah
daripada memanfaatkan dan mengembangkan tenaga yang sudah ada yang akan meminta
kenaikan gaji jika ada perpanjangan kontrak.
Kasarnya dan sangat disayangkan perusahaan
ini memakai tingkat kedisiplinan dan abesensi karyawan sebagai alasan. Karyawan
yang sering terlambat walau hanya beberapa menit saja akan menjadi masalah
besar, namun bila kami bekerja ekstra atau Over
Time (OT) tidak ada yang namanya upah lembur atau menjadi pertimbangan
dalam hal absensi dan kedisiplanan karyawan. Hanya ucapan “terimakasih” dari
mesin absen yang kami dapatkan. Kinerja kerja karyawan selama setahun hanya
ditentukan dari “JEMPOL” saja.
Hal ini tidak hanya berlaku bagi
karyawan kontrak, tetapi juga berlaku bagi mereka yang telah mengabdi selama
bertahun-tahun dengan status karyawan tetap. Perusahaan seperti mencari-cari
alasan untuk menyingkirkan mereka dan menggunakan system pembayaran pesangon
yang kurang transparan. Sungguh menyedihkan kami dibuang seperti sampah,
khususnya saya diberikan informasi ini secara langsung dan resmi hanya dua minggu
sebelum masa kontrak berakhir. Terus terang saya cukup kaget apalagi cara deputy
itu menyampaikan hal ini sangatlah tidak professional dan setelahnya memberikan
harapan-harapan kosong yang sangat tidak saya butuhkan.
Saya berpikir bagaimana sebuah
perusahaan yang dipimpin dan dimiliki oleh mantan Menteri Tenaga Kerja pada Era
Orde Baru bisa memperlakukan karyawannya seperti ini? Bahkan SPV saya pernah
dirumahkan terlebih dahulu saat masa kontrak dua tahunnya habis dan sebulan
kemudian dikontrak lagi. Perusahaan tidak bisa mengangkat karyawan tetap. Menyedihkan sekali kondisi dari perusahaan
yang pernah mengalami masa yang sangat jaya.
Tragedi ini tidak berakhir begitu
saja, setelah diperlakukan dengan sangat tidak hormat saya masih harus
menyelesaikan tanggung jawab untuk mengganti merchandise-merchandise yang
hilang, entah karena dicuri atau terselip di gudang. Kemungkinan dicuri memang
benar adanya, karena mall ini tidak memiliki CCTV, jumlah SA yang sangat minim-tidak
sebanding dengan besarnya area penjualan, kondisi mall yang sepi pengunjung,
security yang suka menghilang dari pos penjagaan, serta banyaknya “anak
singkong” dan “sindikat pencurian” berkeliaran. Saya akhirnya dibebankan untuk
mengganti barang hilang dengan nominal yang cukup banyak dan memeberatkan untuk
saya yang akan menjadi seorang jobless.
Namun perusahaan tidak mau tahu dan tidak memberikan keringanan bahkan rasa iba
sama sekali. Dan saya juga terlalu angkuh untuk meminta keringanan dari
pemimpin diktator seperti mereka.
Bila saya mencari-cari alibi,
bisa saja saya menyalahkan kondisi di gudang yang sangat minim perlengkapannya
untuk menyimpan running stock secara
layak. Sehingga banyak barang yang tidak terdeteksi saat melakukan Stock Opname. Sudah sering sekali pada
saat meeting saya mengajukan untuk
disediakan peralatan-peralatan pendukung di gudang, agar merchandise tersimpan
dengan baik dan tidak merusak kualitasnya. Tetapi pada akhirnya saya juga yang
harus menanggung tanggung jawab paling besar.
Sampai saat ini kabar yang saya
dengar adalah pengurangan karyawan terus terjadi, dalam setahun mereka bisa
memberhentikan lebih dari 10 karyawan. Sungguh GILA! Mau segiat apapun kita
bekerja itu tidak akan pernah dinilai oleh perusahaan, hanya JEMPOL yang
berbicara di sini. Begitulah sistem manajemen perusahaan yang ada saat ini pada
era yang sudah maju.
Kita lihat saja nanti bagaimana
nasib Dept. Store ini ke depannya,
apakah bisa merebut kembali masa jayanya di antara persaingan dunia retail yang tumbuh secara kompetitif?
Tampaknya tidak jika pola manajemen perusahaan tidak berubah serta perlakuan
tidak hormat kepada karyawannya terutama bagi mereka yang sudah sangat loyal
tetap terjadi di kemudian hari. Namun sebagai mantan karyawan yang telah
mendapatkan banyak ilmu di tepat itu, saya mendoakan yang terbaik atas kejayaan
Pasaraya.
Jadi, Salah satu segi positif
yang bisa diambil adalah jika tidak diperlakukan seperti ini mungkin selamanya
saya tidak akan pernah berani meninggalkan zona nyaman saya dan tidak akan
pernah berhasil menemukan zona nyaman lainnya, seperti saat ini.
Outsourching.. Yaya semacam itu. Putus kontrak lanjut lagi. Begitulah fenomena yang terjadi. Aku baca kilat yang di atas, Aida ditempatkannya di mana?
ReplyDeleteBaru liat gw komennya haha
ReplyDeleteDi operasional
bukan outsorcing ini dits
ReplyDeleteapakah aida islamie msh bekerja dipasaraya manggarai jakarta? ataukah sudah pindah kerja/ malah skrg thn 2015 pengangguran????
ReplyDeleteapakah aida islamie msh bekerja dipasaraya manggarai jakarta? ataukah sudah pindah kerja/ malah skrg thn 2015 pengangguran????
ReplyDeletemas/mba, sorry balesnya udh basi, fyi aja kalo nanya juga ada adabnya :)
DeleteBoleh minta kontaknya kah ?
ReplyDeleteBoleh minta kontaknya kah ?
ReplyDeleteMaaf nurainy baru dibaca komennya. Silahkan hub aidaislamie@gmail.com. Thank you
DeleteWah saya baru diinterview. Terimakasih. Bisa dijadikan bahan pertimbangan nih
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir ke sini Lifa. Tetapi tulisan ini sudah dari 2013, jadi tidak tahu ya sekarang mungkin sudah berbeda sistemnya :)
DeleteSelamat pagi/siang/sore/malam,
ReplyDeletesangat menarik ini.. bolehkah saya minta kontak aida?saya tertarik untuk bertanya beberapa hal. terimakasih yah :)
boleh,, silahkan tinggalkan email nya di sini ya. Terima kasih.
Delete