Kematian itu pertanda.
Pertanda hidup itu terbatas, tidak kekal dan kita tidak berkuasa mengaturnya.
Kematian itu duka.
Duka bagi yang ditinggalkan, yang diberikan kenangan oleh yang meninggalkan.
Kematian itu perpisahan.
Tidak akan pernah bisa ditemui, hanya ada di hati dan hanya bisa menatap sebongkah batu nisan.
Kematian itu indah...
Akhir-akhir ini Saya merasa sering diikuti oleh kematian. Banyaknya orang di sekitar Saya yang menemui ajalnya lebih cepat, membuat Saya sangat takut kehilangan orang-orang yang sangat dekat.
Perasaan seperti itu selalu menghampiri setiap pergi melayat.
Apa yang akan terjadi sama Saya kalau sampai hal ini terjadi?
Tidak kuat.
Kesedihan saat itu, seakan waktu berputar dari masa kecil. Saat kita pertama kali melihat dunia, mendengar suara adzan dari mulutnya, menyentuh kulitnya, tangannya serta payudaranya.
Tidak akan sanggup berpisah.
Jika ada sang anak kehilangan orang tuanya, pasti kenangan itu akan terus berputar dalam benaknya seperti kaset rusak. Berulang-ulang, bisa saja berawal dari kenangan saat bayi hingga remaja lalu dewasa dan hilang.
Membuat otak kaku, hati hampa dan seakan tidak akan sanggup berpijak lagi di bumi.
Hidup di dunia ini singkat.
Setelah kematian saya percaya akan ada kehidupan yang lebih kekal, yaitu di hati mereka yang ditinggalkan.
Kehidupan dalam limpahan rahmatNya.
Kematian itu akan indah pada waktunya bagi sebagian orang yang merasakan bahwa penderitaannya di dunia akan segera berakhir. Karena mereka akan bertemu kehidupan yang baru.
Apabila orang itu menderita penyakit yang telah mengendap di tubuhnya selama bertahun-tahun, saat itu dia sudah lelah dan putus asa, ia akan lebih memilih untuk dijemput ajal.
Juga ada kematian yang secara tiba-tiba, tidak ada seorang pun yang menduganya, mungkin akan lebih sulit untuk mengikhlaskan.
Waktu sangat terbatas.
Nikmatilah waktumu searif mungkin.
Berbaikhatilah, karena hanya itu nilai yg bisa diambil darimu.
Beramallah karena itu akan membantu untuk meringankan dosamu.
Kematian itu adalah batas.
I love you Aida
ReplyDelete